Jumat, 20 Mei 2011

RUPTUR UTERI


A. PENGERTIAN
 Ruptur Uteri adalah robekan atau
§ diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miomentrium. ( buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal )
§ Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneum visceral.
( Obstetri dan Ginekologi )
B. ETIOLOGI
1. riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
2. induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama
3. presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ).
( Helen, 2001 )

C. TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang.
Dramatis
• Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak
• Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri
• Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )
• Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun dan nafas pendek ( sesak )
• Temuan pada palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
• Bagian presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul
• Janin dapat tereposisi atau terelokasi secara dramatis dalam abdomen ibu
• Bagian janin lebih mudah dipalpasi
• Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada gerakan dan DJJ sama sekali atau DJJ masih didengar
• Lingkar uterus dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan disamping janin ( janin seperti berada diluar uterus ).
Tenang
• Kemungkinan terjadi muntah
• Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
• Nyeri berat pada suprapubis
• Kontraksi uterus hipotonik
• Perkembangan persalinan menurun
• Perasaan ingin pingsan
• Hematuri ( kadang-kadang kencing darah )
• Perdarahan vagina ( kadang-kadang )
• Tanda-tanda syok progresif
• Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek pada servik atau kontraksi mungkin tidak dirasakan
• DJJ mungkin akan hilang

Retensio Plasenta


Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir . (Prawirohardjo,2002)
Jenis retensio Plasenta :
1. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miomentrium.
3. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/memasuki miomentrium.
4. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yng
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5. Plasenta inkaserata adalah tertahannya plasenta didalam kavum uteri,
disebabkan oleh kontriksi ontium uteri.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelepasan Plasenta :
1. Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau serviks; kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus; kontraksi yang tetanik dari uterus; serta pembentukan constriction ring.
2. Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa; implantasi di cornu; dan adanya plasenta akreta.

Psikologi Pada Ibu Hamil

  Pendeskripsian  Informasi dari Klien
Pada pemeriksaan pada ny. Suryarti, umur 25 tahun, G2P1O0, mengatakan bahwa pada kehamilan saat ini beliau mengatakan bahwa, persaannya sengat senang, karena pada kehamilan ini merupakan kehamilana yang sudah direncanakan, sehingga kelahiran pada putra kedua ini memang sangat benar-benar sangat dinantikan.
      Pada kehamilan kedua ini, ketika usia kehamilan trimester pertama beliau mangatakan bahwa diawal-awal kehamilan sering merasakan mual muntah yang sangat berlebihan, sehingga sangat mengganggu waktu istirahat, dan beberapa aktivitas pun tidak bisa dilakukan seperti misalnya, mencuci baju, menyapu halaman, dan memasak. Pada saat kondisi  seperti ini suaminya sangat pengertian sehingga semua kegiatan ini dilakukan oleh suaminya, keluarga besarnya pun sangat toleran, sehinga apabila ada waktu luang beberapa sanak saudarapun ikut membantunya. Pada kehamilan ini beliau tidak memiliki rasa kekhawatiran terhadap anak pertamanya tentang penerimaan terhadap bayinya, karena beliau sudah mengajak interaksi dan memeprkenalkan bahwa anaknya akan mempunyai adik yang akan menemaninya untuk bermain. Sehingga respon anaknya yang pertama sangat bagus untuk menanti kelahiran inbunya.
      Pada usia kehamilan trimester kedua, ny. Suryati mengatakan bahwa sudah bisa untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi fisiologinya, dan merasa nyaman bawasannya dalam perutnya terdapat janin yang sangat ia harapkan kelahirannya. Persaannya pun sangat bahagia karena pada saat ini beliau sudah bisa beraktivitas secara normal namun tetap dalam kehati-hatian. Dalam memenuhi nutrisi untuk janinnya ny. Suryani selalu memakan sayuran yang dalam kondisi baik, namun tidak meminum susu khusus ibu hamil malah justru hampir setiap hari beliau tidak pernah telat untuk meminum teh. Dalam kebutuhan eliminasi ibu tidak mengalami gangguan dan merasakan bahwa pencernaan lancar-lancar saja, tanpa perlu kuatir dengan kondisinya saat ini yang sudah hamper melahirkan.
      Dalam keadaan hamil seperti sekarang ini ny. Suryati juga taat melakukan ibadah seperti sembahyang 5 waktu, dan tidak meninggalkan pengajian rutin dengan ibu-ibu PKK, sehingga perasaan tentang jiwa dan rohaninya merasa tenang. Karena ny. Suryani yakin Allah memberikan yang terbaik dan kemudahan untuk menjalani masa kehamilan ini. Ny. Suryati juga mengatakan sangat bersyukur bahwasannya Allah memberikan karunia kepadanya anak perempuan setelah pemeriksaan USG.
      Diusia kehamilan sekarang yang sudah hampir mendekati persalinan, ny. Suryani telah siap baik fisik, jasmani, dan rohani untuk melakukan persalinan. Beliau sangat mengharapkan persalinan ini normal dengan batuan bidan. Untuk pengambilan keputusan dimana tempat persalinan bayinya dimusyawarahkan dengan suaminya karena alasannya sebagai kepala rumah tangga.



   inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tangannya, ini membantu dia menemukan puting susu ibu. Dia akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat bertambah. Ingat, bahwa dalam IMD, kita tidak boleh memberikan bantuan apapun pada bayi tapi biarkan bayi menyusu sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibu dalam jangka waktu 1 jam pertama.
Program ini mempunyai manfaat yang besar untuk bayi maupun sang ibu yang baru melahirkan. Tetapi, kurangnya pengetahuan dari orang tua, pihak medis maupun keengganan untuk melakukannya membuat Inisiasi Menyusu Dini masih jarang dipraktekkan.
Banyak orang tua yang merasa kasihan dan tidak percaya seorang bayi yang baru lahir dapat mencari sendiri susu ibunya. Ataupun rasa malu untuk meminta dokter yang membantu persalinan untuk melakukannya. Begitu juga dengan dokter atau bidan yang tidak mau direpotkan dengan kegiatan ini sehingga akhirnya bayi tidak diberi kesempatan untuk melakukan ini. Untuk dapat memperoleh bantuan dokter, hendaknya kita membicarakan keinginan  ini saat baru awal mengandung. Pastikan agar dokter dan rumah sakit bersedia melakukannya, bila tidak , dapat mencari dokter atau rumah sakit lainnya yang mendukung program IMD.
§  Percayalah bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat alami seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Jadi kita tidak perlu terlalu mengkuatirkan bayi kita.
§  Ini merupakan tahap awal yang sangat baik bila  ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui.
§  Jangan kuatir bayi  kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat Celcius, sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu sebanyak 1 derajat Celcius.
§  Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir.
§  Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu.
§  Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat Anda menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena merasa lapar. Biarkan bayi Anda menemukan susu sendiri.
§  Bila persalinan harus melalui proses Caesar, kita dapat tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
§  IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.
 So..mari kita sosialisasikan IMD kpd masy agar keberhasilan pemberian ASI eksklusif bukan hanya mimpi semata..

Gangguan hipertensi pada kehamilan


A.    
Eklamsi
Gejal kejang sebagai kejala awal dari preeklamsi.
B.      Preeklamsi
Preeklamsi adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya muncul selama kehamilan dengan sia lebih dari 20 minggu. Dapat dikatakan preeklamsi apabila:
1.       Adanya peningkatan darah selama kehamilan (sistolik ≥ 140 mmHg atau diastole ≥90 mmHg) disertai denagn oroteinurinaria (≥0,3 gram protein selam 24 jam atau  ≥30 mg/dL dengan hasil urin ≥1+)
2.       Apabila hipertensi selama kehamilan muncul tanpa proteinuria perlu dicuriagai adanya preeklamsi seiring kemajuan kehamilan. Jika muncul gejala nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri pada abdomen, nilai trombosit rendah, dan kadar enzim ginjal abnormal.
C.      Preeklamsi Berat
a.       Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolic 110 mmHg
b.      Proteinuria > 2,0 gram dalam 24 jam dengan reagent 2+ atau 3+, muncul pertama kali selama kehamilan dan hilang setelah persalinan.
c.       Peningkatan serum niai kreatinin (>1,2 mg/dL kecuali jika peningkatan telah diketahui sebelumnya)
d.      Jumlah trombosit < 100.000 sel per mm3
e.      Peningkatan aktivitas enzim hati
f.        Gejala gangguan saraf, nyeri kepala menetap, dan gangguan penglihatan.
g.       Nyeri ulu hati dan menetap.
h.      Oligouria
D.      Hipertensi Kehamilan
a.       Peningkatan tekana darah setelah umur kehamilan 20 minggu sistolik ≥ 140mmHg dan diastolic ≥90 mmHg tanpa proteinuria atau hasil evaluasi laboratorium yang abnormal selama kehamilan dan kembali normal 12 minggu pasca post partum.
b.      Penetuan akhir antara hipertensi kehamilan atau preeklamsi hanya dapat dilakukan  pada periode pasca post partum.
E.       Hipertensi Kronis
a.       Jika muncul sebelum kehmilan pada usia kehamilan dibawah 20 minggu
b.      Tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg dan diastolic ≥90 mmHg
c.       Apabial hipertensi selam kehamilan dan tidak kunjung turun hingga pasca post partum.
F.       Preeklamsi yang disertai hipertensi kronis
a.       Terjadi pada hipertensi kronis
b.      Prognosis memeburuk pada janin dan ibu
c.       Bukti baru adanya proteinuria
d.      Peningkatan takanan darah yang meningkat padahal sebelumnya terkontrol dengan baik
e.       Trombositropenia > 100.000
G.     Sindrom HELLP (hemolysis-Elevated Liver enzymes-Low Platelets)
a.       kontroversi apakah gejala dari preeklamsi berat
b.      kesakitan perinatal yang sama  dengan preeklamsi berat
H.      komplikasi umum yang sering terjadi
a.       abruso plasenta
b.      dessiminated intravascular coagulation
c.       pendarahan otak
d.      gagal ginjal dan gagal akut
e.      janin IUGR, premature dan, kematian.